Minggu, 24 Januari 2010

Peradah Sumut; Perayaan Thaipusam Jangan Jadi Komoditas Politik


Medan, (Analisa) - Perayaan Thaipusam sebagai salah satu kebesaran agama Hindu akhir Januari 2010 ini di Shri Mariamman Kuil Medan jangan sampai jadi komoditas politik.

Perayaan ini adalah salah satu hari suci yang disambut umat Hindu di dunia untuk menghormati Dewa Murugan atau Dewa Subramaniam. Karena itu tidak sepantasnya dimanpaatkan untuk kepentingan sekelompok orang untuk mencapai keinginan politiknya semata.

Demikian disampaikan Ketua DPP Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Sumut, K. Indra Gunawan ST kepada Analisa, Jumat (22/1). Ditegaskan Indra Gunawan, kalaupun sekiranya ada tokoh yang akan maju pada pilkada datang ke kuil terbesar kebanggaan masyarakat Sumut tersebut. Tidak akan dipersoalkan pemuda Hindu. Asalkan tidak membawa embel-embel kepentingannya itu.

“Pemuda Hindu akan melakukan protes keras kalau hal seperti itu sampai terjadi”, tegasnya. Indra yang biasa dipanggil Kuna didampingi Benrasyid Wiria, Selwa Kumar, Raja Anan dan pengurus lainnya itu mengkhawatirkan, kalau perayaan umat Hindu dikotori kepentingan politik, dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terpelihara dengan baik.

Lagipula, ucapnya, pemuda Hindu khususnya saat ini merasa sangat kecewa, karena sebelumnya telah memberikan dukungan kepada calon kepala daerah. Tapi setelah terpilih, tidak ada komunikasi dan perhatian lagi.

Introspeksi

Oleh karena itu, diharapkan umat Hindu dapat mengintrospeksi diri untuk lebih mengutamakan kemajuan daripada lebih mengutamakan kepentingan pribadi maupun golongan. Pada kesempatan itu, Kuna juga mengharapkan kepada kuil-kuil kecil yang akan melaksanakan Thaipusam, agar jangan mudah menerima pemberian tim sukses ataupun calon kepala daerah. Sebab akan berujung pada dukungan.

“Kondisi ini dikhawatirkan akan membuat umat Hindu bisa terkotak-kotak dan mengganggu persatuan dan kesatuan”, ujarnya. Kemudian diminta kepada tim sukses calon kepala daerah untuk tidak menjadikan ritual keagamaan Hindu sebagai alat kepentingan mereka, sekalipun memiliki kedekatan emosional dan pribadi dengan beberapa tokoh.

Menurut Kuna, perayaan agama mestinya jangan dijadikan alat untuk mencari dukungan suara agar terpilih sebagai kepada daerah dan lain sebagainya. ”Kalau memang ingin tampil, maka tunjukan secara sportifitas tinggi, sehingga masyarakat bisa lebih bijak dan objektif dalam menentukan pilihan terbaiknya”, jelasnya.(rmd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar