Minggu, 28 Februari 2010
Gonjang-ganjing Anand Krishna (3)
Anand Krishna Dituding Sebarkan Ajaran Sesat
TEMPO Interaktif, Jakarta - Guru spiritual Anand Krishna dituding menyebarkan aliran sesat dengan meminta murid-muridnya murtad dari agama yang semula diimani pengikutnya.
Kuasa hukum Tara Pradipta Laksi, korban pelecehan Anand, Agung Mattauch mengatakan, pengikut aliran spiritual itu sering disindir jika masih menjalani rutinitas salat berjamaah. "Kalau masih salat dianggap belum sempurna, jadi disindir-sindir ada yang masih salat," ujarnya ditemui di Kepolisian Daerah Metro Jaya, Kamis (25/2).
Pusat meditasi milik Anand ramai menjaring pengikut usai tragedi kerusuhan Mei 1998. Agung menuturkan, banyak masyarakat tertarik karena ajaran spiritual tersebut menawarkan ketenangan batin.
"Dibikin agar antaragama tidak bentrok. Tidak ada patok agama tertentu, menurut korban di Bali, ajarannya bukan hindu, tapi kehindu-hinduan," jelasnya.
Dalam ritual yang dijalankan, juga terdapat patung Anand Krishna yang nantinya akan disembah-sembah oleh para pengikutnya. "Pelecehan hanya entry gate untuk persoalan yang lebih serius. Ini ada penodaan agama," kata Agung.
Jumlah pengikut Anand mencapai ratusan orang dengan pengikut kelas elit sekitar 30 orang. Dari jumlah tersebut juga banyak yang memiliki loyalitas tinggi dan siap menyumbang dana besar hingga ratusan miliar rupiah. "Ada doktrinasi, dari CD, litelatur yang diberikan ke pengikutnya," kata dia.
Pihaknya juga telah meminta Dewan Pertimbangan Presiden untuk intervensi dalam persoalan ini. "Hari ini kami akan menemui Watimpres," tegas Agung.
Pengacara Tara: Anand Eksploitasi Harta Muridnya
INILAH.COM, Jakarta - Tuduhan miring terhadap spiritualis Anand Krishna (54) semakin melebar. Tak hanya pelecehan seksual dan penistaan agama saja, tudingan eksploitasi harta pun dituduhkan kepadanya.
Dari sekitar ratusan pengikut Anand di Indonesia, puluhan diantaranya masuk dalam kelompok elit yayasan itu. "Fanatiknya ada 30-an orang, dia elitenya," kata Pengacara korban pelecehan seksual Anand, Tara Pradipta Laksmi (19), Agung Mattauch, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/2).
Berawal dari menawarkan memberikan meditasi untuk ketenangan diri dan pluralisme, lanjut Agung, Anand memanfaatkan yayasannya untuk melakukan doktrinasi bermacam-macam kejahatannya.
"Eksekutif yang menjadi murid Anand bahkan bangga jadi sopir Pak Anand," katanya.
Lebih jauh dia menjelaskan, awal mulanya ajaran Anand banyak diminati orang pasca kerusuhan Mei 1998 silam. Dia memberikan ketenangan dan pluralisme kepada muridnya
itu, pasca penjarahan dan kerusuhan saat itu.
Agung mengatakan bahwa Anand bukanlah seorang keturunan India, yang memeluk agama Hindu. "Dia kehindu-hinduan," tutupnya.
Pelapor Anand Krishna Mengadu ke Wantimpres
"Jam 16.00 akan ketemu Wantimpres. Bertemu Pak Jimly untuk jelaskan permasalahan."
VIVAnews - Tak hanya melapor ke Komisi Perempuan dan Polda Metro Jaya, para pelapor juga akan mengadukan Anand Krishna ke Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"Jam 16.00 akan ketemu Wantimpres. Bertemu Pak Jimly Asshiddiqie untuk menjelaskan duduk permasalahan. Kami juga akan membawa para korban," kata pengacara pelapor, kata Agung Mattauch di Polda Metro Jaya, Kamis 25 Februari 2010.
Sebelumnya, Agung mengatakan pihaknya punya bukti baru yakni rekaman video dan buku berjudul 'Penggal Kepalamu dan Persembahkan pada Sang Murshid' karya Maya Safira Muchtar.
"Dari buku itu, murid yang baik harus rela menyerahkan diri pada gurunya. Bukti-bukti itu sudah kita serahkan pada polisi," tambah Agung.
Sementara, bukti video diduga berisi indoktrinasi di hadapan sekitar 20 orang, termasuk anak-anak di bawah umur. Video itu mengajarkan murid harus menuruti keinginan guru.
Selain dugaan pelecehan seksual, Agung mengatakan Anand Krishna diduga melecehkan agama dengan ajaran sinkretisme-nya.
"Korbannya, seorang guru di Bali berinisial TS (26). Dia tak lagi menjalankan ajaran agamanya. Sudah tidak lagi menjadi pemeluk Hindu," kata dia.
"Dikatakan Anand Krishna adalah dewa sesungguhnya," kata dia.
Sementara, Anand membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya, termasuk soal dugaan pelecehan seksual.
"Itu tidak benar," kata dia dalam peluncuran buku Youth Challenges and Empowerment' di wantilan DPRD Bali, Kamis, 25 Februari 2010.
Anand dalam acara itu sempat menyanjung moderator, Santi Sastra.
"Saya didampingi moderator yang sangat cantik. Boleh nggak saya bilang cantik ke kamu, nanti dibilang pelecehan lagi," katanya sambil tertawa dan mendapat tepukan keras dari ratusan peserta yang hadir.
"Lalu kalau saya bilang 'I Love You Angel', apa saya juga dikatakan melakukan pelecehan," lanjut Anand.
Namun, Anand tak bisa diwawancara lebih lanjut. Para pengawalnya menghalangi wartawan yang ingin mewawancarainya.
Pengacara: Anand Diduga Melecehkan Agama
Ada dua bukti baru yang diajukan para pelapor Anand, rekaman video dan sebuah buku.
VIVAnews - Pengacara korban dugaan pelecehan seksual Anand Krishna, Agung Mattauch mengatakan bukti yang disampaikan pihaknya sudah cukup kuat untuk memanggi Anand Krishna.
"Ada saksi-saksi, ada keterangan ahli dan bukti-bukti lainnya. Ditambah ada tiga orang lagi yang melapor," kata Agung di Polda Metro Jaya, Kamis 25 Februari 2010.
Ditambahkan Agung, pihaknya juga punya buki baru yakni rekaman video dan buku berjudul 'Penggal Kepalamu dan Persembahkan pada Sang Murshid' karya Maya Safira Muchtar.
"Dari buku itu, murid yang baik harus rela menyerahkan diri pada gurunya. Bukti-bukti itu sudah kita serahkan pada polisi," tambah Agung.
Sementara, bukti video diduga berisi indoktrinasi di hadapan sekitar 20 orang, termasuk anak-anak di bawah umur. Video itu mengajarkan murid harus menuruti keinginan guru.
Selain dugaan pelecehan seksual, Agung mengatakan Anand Krishna diduga melecehkan agama dengan ajaran sinkretisme-nya.
"Korbannya, seorang guru di Bali berinisial TS (26). Dia tak lagi menjalankan ajaran agamanya. Sudah tidak lagi menjadi pemeluk Hindu," kata dia.
"Dikatakan Anand Krishna adalah dewa sesungguhnya," kata dia.
Sementara, salah satu murid Anand, Ibu Yogo juga menddatangi Polda. Dia hanya ingin memberi dukungan pada Tara dan pelapor lainnya.
"Saya murid paling pertamanya yang keluar. Saya keluar karena diejek, sudah lima tahun ikut Anand tapi masih menjalankan salat," kata dia.
Menurutnya, yang paling tahu keadaan sebenarnya adalah orang-orang yang pernah ngikutin ajarannya.
Sebelumnya, Anand membantah tuduhan yang diarahkan kepadanya, termasuk soal dugaan pelecehan seksual.
"Itu tidak benar," kata dia dalam peluncuran buku Youth Challenges and Empowerment' di wantilan DPRD Bali, Kamis, 25 Februari 2010.
Anand dalam acara itu sempat menyanjung moderator, Santi Sastra.
"Saya didampingi moderator yang sangat cantik. Boleh nggak saya bilang cantik ke kamu, nanti dibilang pelecehan lagi," katanya sambil tertawa dan mendapat tepukan keras dari ratusan peserta yang hadir.
"Lalu kalau saya bilang 'I Love You Angel', apa saya juga dikatakan melakukan pelecehan," lanjut Anand.
Anand Juga Menistakan Agama?
INILAH.COM, Jakarta - Spiritualis Anand Krishna yang dituduh melakukan pelecehan seksual, kini dituduh juga melakukan penistaan agama di Bali.
Anand yang memiliki cabang yayasan Anand Ashram di Bali, dituduh melakukan penistaan agama terhadap 2 muridnya. Dia melakukan brain wash (cuci otak) terhadap muridnya, untuk tidak mentaati ajaran agama Hindu.
"Menurut pengakuan korban, Anand mengatakan dewa sesungguhnya Anand Krishna," kata pengacara Tara, Agung Mattauch di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/2).
Salah satu korban penistaan agama Anand, seorang wanita berinisial Ts (26), "Mukanya mirip Tara," imbuh Agung.
Ts berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD), di Tabanan, Bali. Dia, kata Agung, saat hendak menikah bahkan meminta restu Anand tapi tak diizinkan Anand. "Ts sampai declare (deklarasi) tidak akan kawin dan mengabdi pada Anand."
Bahkan korban Anand di Bali selain dicuci otak, juga mendapat perlakuan pelecehan seksual. "Laporannya lebih parah lagi, bukan hanya dipegang-pegang, tapi dipaksa nonton adegan tidak pantas," ungkap Agung.
Ts dan korban satu lagi di Bali selama ini merasa takut, mengungkap kejahatan Anand karena malu membongkar aibnya. Namun kini mereka sudah terdorong keberaniannya, setelah melihat Tara melapor ke polisi. "Mereka mau buka posko juga di Bali," kata Agung. Rasa trauma korban tersebut juga sudah terobati, melalui cara tradisional secara adat Balian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
diperlukan kebijaksanaan untuk melihat kasus ini secara utuh hingga tetap pada rel yg sesungguhnya, kalau tidak kasus ini bisa saja melebar menjadi kasus intra agama, antar agama. Mari kita bersikap lebih hati-hati.
BalasHapuskecerdasan yg tidak berpayungkan kebijaksanaan tentu berpotensi besar menyulut kasus ini menjadi lebih besar dari yg sebenarnya.
Mari kita mengedepankan cinta untuk solusinya.
LOVE iS THE ONLY SOLUTION.