Selasa, 16 Februari 2010

Barong Berusia Dua Abad Dibangkitkan Kembali

Singaraja (Bali Post), 13 Februari 2010 - Banyak orang mengira Buleleng tidak memiliki seni barong sebagaimana terdapat di Gianyar, Badung dan Tabanan. Ini karena di Bumi Panji Sakti ini memang jarang terdapat pementasan atau perhelatan ritual yang menyertakan kesenian barong di dalamnya.

Dalam upacara pemelaspasan barong di Puri Agung Singaraja, Sabtu (13/2), terungkap ternyata Buleleng sudah memiliki barong sejak tahun 1820. Sayangnya, karena ada kerusakan yang belum bisa diperbaiki, barong yang sudah memiliki taksu itu tidak bisa ditarikan lagi sejak tahun 1930-an. Namun atas inisiatif sejumlah tokoh dan sesepuh di Puri Agung Singaraja, barong yang berstana di puri itu kemudian diperbaiki dan dipelaspas kembali Sabtu kemarin. Setelah dipelaspas, barong yang diberi nama Ratu Ageng Sakti itu kemudian ngelawang ke sejumlah ruas jalan di Singaraja untuk pertama kalinya sejak tahun 1930-an.

Sesepuh Puri Agung Singaraja AA Ngurah Ugrasena di sela-sela upacara pemelaspasan kemarin mengatakan barong itu dibuat pertama kali tahun 1820. Saat itu puri di Buleleng sedang menysun kembali kekuatan seni, budaya, politik, ekonomi dan lain-lain setelah meletus perang Puputan Jagaraga. Saat itulah barong itu dibangun selain sebagai sebuah seni untuk menghibur masyarakat, juga dipercaya sebagai sebuah seni untuk menenteramkan Buleleng secara sekala maupun niskala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar