Rabu, 06 Januari 2010
''Nyangling'' dan ''Ngingsah'' Beras
Rangkaian Upacara Danu Kertih di Batur
Umat Hindu sudah mulai melaksanakan rangkaian upacara Tawur Agung Labuh Gentuh, Pakelem di danau dan puncak Gunung Batur yang dikenal dengan upacara Danu Kertih. Pada Jumat 4 Desember 2009 kemarin dilaksanakan upacara nyangling dan ngingsah beras.
Upacara yang di-puput para pemangku Pura Ulun Danu Batur ini dipusatkan di Pura Jati, Desa Adat Batur. Dane Jero Gede Batur Alitan menerangkan, upacara nyangling dan ngingsah beras merupakan simbol dari kesiapan umat untuk melaksanakan upacara Danu Kertih. Nyangling sama artinya dengan nyelir yang pada intinya menunjukkan kesiapan seluruh umat Hindu untuk melaksanakan upacara Tawur Labuh Gentuh, Mendak Toya serta Pakelem di Danau Batur maupun di puncak Gunung Batur. Sedangkan upacara ngingsah beras dimaksudkan sebagai upaya untuk menyucikan beras yang akan dipergunakan selama pelaksanaan upacara ini.
Puncak karya jatuh pada 16 Desember mendatang. Dane Jero Gede Batur Alitan mengatakan hingga saat ini persiapan upacara telah mencapai 60%. Panitia, warga Desa Adat Batur maupun para pangempon mengaku optimis upacara ini akan berjalan dengan baik. Setiap hari ribuan warga dari seluruh Bali khususnya krama subak telah ngayah. ''Oleh sebab itu kami yakin menjelang hari H, persiapan akan tuntas,'' ujarnya.
Dikatakannya, kendala yang dirasakan saat ini pihak panitia masih kekurangan sejumlah sarana upakara seperti kain, beras, ayam upacara, serta sarana lainnya. Oleh sebab itu, Dane Jero Gede Batur berharap agar umat Hindu ngaturang sarana upacara tersebut sehingga meringankan beban panitia dan pangempon Pura Ulun Danu Batur. (Bali Post)
Umat Hindu sudah mulai melaksanakan rangkaian upacara Tawur Agung Labuh Gentuh, Pakelem di danau dan puncak Gunung Batur yang dikenal dengan upacara Danu Kertih. Pada Jumat 4 Desember 2009 kemarin dilaksanakan upacara nyangling dan ngingsah beras.
Upacara yang di-puput para pemangku Pura Ulun Danu Batur ini dipusatkan di Pura Jati, Desa Adat Batur. Dane Jero Gede Batur Alitan menerangkan, upacara nyangling dan ngingsah beras merupakan simbol dari kesiapan umat untuk melaksanakan upacara Danu Kertih. Nyangling sama artinya dengan nyelir yang pada intinya menunjukkan kesiapan seluruh umat Hindu untuk melaksanakan upacara Tawur Labuh Gentuh, Mendak Toya serta Pakelem di Danau Batur maupun di puncak Gunung Batur. Sedangkan upacara ngingsah beras dimaksudkan sebagai upaya untuk menyucikan beras yang akan dipergunakan selama pelaksanaan upacara ini.
Puncak karya jatuh pada 16 Desember mendatang. Dane Jero Gede Batur Alitan mengatakan hingga saat ini persiapan upacara telah mencapai 60%. Panitia, warga Desa Adat Batur maupun para pangempon mengaku optimis upacara ini akan berjalan dengan baik. Setiap hari ribuan warga dari seluruh Bali khususnya krama subak telah ngayah. ''Oleh sebab itu kami yakin menjelang hari H, persiapan akan tuntas,'' ujarnya.
Dikatakannya, kendala yang dirasakan saat ini pihak panitia masih kekurangan sejumlah sarana upakara seperti kain, beras, ayam upacara, serta sarana lainnya. Oleh sebab itu, Dane Jero Gede Batur berharap agar umat Hindu ngaturang sarana upacara tersebut sehingga meringankan beban panitia dan pangempon Pura Ulun Danu Batur. (Bali Post)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar