Rabu, 06 Januari 2010
Kolaborasi Wayang Internasional
Kolaborasi Wayang Internasional
Jurusan Pedalangan ISI Denpasar akan mementaskan garapan wayang inovasi bertaraf internasional yang mengkolaborasikan wayang Bali, wayang Jawa dan India. Wayang Jawa dimainkan Ki Dalang Dru Henro, S.Sn., M.Sn., wayang Bali oleh dalang I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn., dan wayang India oleh Lucky Buth. Pentas wayang ini sebagai implementasi Program Hibah Kompetisi (PHK) B-Seni Bacht IV 2009 yang dimenangkan ISI Denpasar. Garapan inovatif ini akan dipentaskan pada 6 Desember 2009 pukul 20.00 wita di Gedung Candra Metu ISI Denpasar.
Garapan yang melibatkan para dosen dan mahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Denpasar ini bertujuan menggali dan mentransformasikan nilai-nilai humanisme dan multikulturalisme yang terkandung dalam wayang. Walaupun belum menemukan judul yang tepat, garapan ini akan diawali dengan hadirnya yogiswara diiringi oleh wirama yang dikombinasikan dengan nyanyian India.
Yogiswara yang membawa puppet string Dewi Saraswati mengandung makna bahwa kepintaran, sastra-sastra yang terdapat dalam wujud Dewi Saraswati ini telah masuk ke dalam raga yogiswara. Nyanyian yogiswara didengar oleh Raja Teguh Darma Wangsa, dan membuat raja tertarik, sehingga terjadi dialog antara raja dengan yogiswara tentang kebudayaan. Kemudian yogiswara memperkenalkan kisah Mahabharata dan Ramayana kepada Teguh Darmawangsa, yang di antaranya mengenai kandungan Tri Pama yakni pertunjukan Wayang Bali di layar (Gugurnya Sumantri), pertunjukan Wayang Wong (Kumbakarna Lina) dan pertunjukan Wayang Jawa (Karna Tanding). Selain itu, yogiswara memperkenalkan seorang pedagang India yang kemudian memainkan atraksi wayang India/puppet string. Dari kisah tersebut dapat diambil hikmahnya bahwa kita sebaiknya bercermin pada wayang untuk membenahi manusia, karena wayang itu bukan sekadar tontonan namun juga sebagai tuntunan. (Bali Post)
Jurusan Pedalangan ISI Denpasar akan mementaskan garapan wayang inovasi bertaraf internasional yang mengkolaborasikan wayang Bali, wayang Jawa dan India. Wayang Jawa dimainkan Ki Dalang Dru Henro, S.Sn., M.Sn., wayang Bali oleh dalang I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn., dan wayang India oleh Lucky Buth. Pentas wayang ini sebagai implementasi Program Hibah Kompetisi (PHK) B-Seni Bacht IV 2009 yang dimenangkan ISI Denpasar. Garapan inovatif ini akan dipentaskan pada 6 Desember 2009 pukul 20.00 wita di Gedung Candra Metu ISI Denpasar.
Garapan yang melibatkan para dosen dan mahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Denpasar ini bertujuan menggali dan mentransformasikan nilai-nilai humanisme dan multikulturalisme yang terkandung dalam wayang. Walaupun belum menemukan judul yang tepat, garapan ini akan diawali dengan hadirnya yogiswara diiringi oleh wirama yang dikombinasikan dengan nyanyian India.
Yogiswara yang membawa puppet string Dewi Saraswati mengandung makna bahwa kepintaran, sastra-sastra yang terdapat dalam wujud Dewi Saraswati ini telah masuk ke dalam raga yogiswara. Nyanyian yogiswara didengar oleh Raja Teguh Darma Wangsa, dan membuat raja tertarik, sehingga terjadi dialog antara raja dengan yogiswara tentang kebudayaan. Kemudian yogiswara memperkenalkan kisah Mahabharata dan Ramayana kepada Teguh Darmawangsa, yang di antaranya mengenai kandungan Tri Pama yakni pertunjukan Wayang Bali di layar (Gugurnya Sumantri), pertunjukan Wayang Wong (Kumbakarna Lina) dan pertunjukan Wayang Jawa (Karna Tanding). Selain itu, yogiswara memperkenalkan seorang pedagang India yang kemudian memainkan atraksi wayang India/puppet string. Dari kisah tersebut dapat diambil hikmahnya bahwa kita sebaiknya bercermin pada wayang untuk membenahi manusia, karena wayang itu bukan sekadar tontonan namun juga sebagai tuntunan. (Bali Post)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar