Selasa, 02 Maret 2010
Sejumlah Candi di Temanggung Tak Terawat
Temanggung (ANTARA News) - Aset pariwisata di Kabupaten Temanggung, yakni Candi Gondosuli di Kecamatan Bulu dan Candi Pringapus di Kecamatan Ngadirejo tidak terawat.
Berdasarkan pantauan, Senin, jalan menuju lokasi Candi Gondosuli tidak terdapat papan penunjuk jalan, padahal candi yang sebagian masih terpendam dalam tanah ini sejak lama dikembangkan sebagai salah satu aset wisata di Temanggung.
Kondisi tersebut membuat pengunjung dari luar daerah agak kesulitan untuk menemukan lokasi candi karena berada di pelosok desa.
Di kawasan candi juga tidak terdapat papan nama yang menunjukan keberadaan candi di lereng Gunung Sumbing itu.
Candi bercorak perpaduan antara budaya Hindu dan Buddha ini dibiarkan kotor penuh lumut dan sampah berserakan di lantai candi bahkan di salah satu batu candi terdapat obat penyemprot hama dan beberapa alat-alat pertanian.
Bangunan peninggalan sejarah tersebut sudah diberi pagar kawat keliling sejak tiga bulan lalu. Di pelataran candi ditanami tanaman cabai.
Warga Gondosuli, Marhani mengatakan sebagian bangunan candi diperkirakan masih tertimbun tanah namun penggalian tidak pernah dilanjutkan.
Menurut dia, jika warga hendak menggali tanah untuk pemakaman di sekitar lokasi candi masih menemukan batuan yang sama persis dengan batuan candi.
"Hal ini menandakan bahwa masih ada bangunan candi yang terkubur, tetapi tidak pernah digali lagi," katanya.
Sementara itu Candi Pringapus yang terletak di lereng Gunung Sindoro kondisinya lebih tertata. Kompleks candi berukuran 30 x 20 meter ini sudah ada seorang petugas dan seorang satpam. Pintu masuk candi sudah diberi papan nama.
Rumput di pelataran candi dipotong rapi dan di kantor berukuran kecil tempat penjaga disediakan buku tamu atau pengunjung.
Namun, di bagian dalam candi juga dipenuhi lumut. Setiap sore hari sekitar pukul 14:00 WIB hingga pukul 18:00 WIB pelataran candi dijadikan ajang aduan burung merpati oleh warga sekitar sehingga kotoran burung merpati banyak menempel di pelataran candi dan sebagian menempel di batuan candi.
"Sebenarnya kami sudah berkali-kali mengingatkan warga agar tidak bermain burung merpati di kawasan candi. Tetapi setiap sore mereka selalu datang ke sini untuk mengadu merpati," kata Satpam Candi Pringapus, Daryono.
Menurut dia kegiatan aduan burung merpati setiap sore ini mengganggu pengunjung. "Tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Ia menyebutkan jumlah pengunjung ke candi tersebut cukup lumayan, setiap bulan sekitar 50-100 orang. Mereka antara lain berasal dari Jepang, Australia, Belanda, dan wisatawan nusantara.(Ant/K004)
Berdasarkan pantauan, Senin, jalan menuju lokasi Candi Gondosuli tidak terdapat papan penunjuk jalan, padahal candi yang sebagian masih terpendam dalam tanah ini sejak lama dikembangkan sebagai salah satu aset wisata di Temanggung.
Kondisi tersebut membuat pengunjung dari luar daerah agak kesulitan untuk menemukan lokasi candi karena berada di pelosok desa.
Di kawasan candi juga tidak terdapat papan nama yang menunjukan keberadaan candi di lereng Gunung Sumbing itu.
Candi bercorak perpaduan antara budaya Hindu dan Buddha ini dibiarkan kotor penuh lumut dan sampah berserakan di lantai candi bahkan di salah satu batu candi terdapat obat penyemprot hama dan beberapa alat-alat pertanian.
Bangunan peninggalan sejarah tersebut sudah diberi pagar kawat keliling sejak tiga bulan lalu. Di pelataran candi ditanami tanaman cabai.
Warga Gondosuli, Marhani mengatakan sebagian bangunan candi diperkirakan masih tertimbun tanah namun penggalian tidak pernah dilanjutkan.
Menurut dia, jika warga hendak menggali tanah untuk pemakaman di sekitar lokasi candi masih menemukan batuan yang sama persis dengan batuan candi.
"Hal ini menandakan bahwa masih ada bangunan candi yang terkubur, tetapi tidak pernah digali lagi," katanya.
Sementara itu Candi Pringapus yang terletak di lereng Gunung Sindoro kondisinya lebih tertata. Kompleks candi berukuran 30 x 20 meter ini sudah ada seorang petugas dan seorang satpam. Pintu masuk candi sudah diberi papan nama.
Rumput di pelataran candi dipotong rapi dan di kantor berukuran kecil tempat penjaga disediakan buku tamu atau pengunjung.
Namun, di bagian dalam candi juga dipenuhi lumut. Setiap sore hari sekitar pukul 14:00 WIB hingga pukul 18:00 WIB pelataran candi dijadikan ajang aduan burung merpati oleh warga sekitar sehingga kotoran burung merpati banyak menempel di pelataran candi dan sebagian menempel di batuan candi.
"Sebenarnya kami sudah berkali-kali mengingatkan warga agar tidak bermain burung merpati di kawasan candi. Tetapi setiap sore mereka selalu datang ke sini untuk mengadu merpati," kata Satpam Candi Pringapus, Daryono.
Menurut dia kegiatan aduan burung merpati setiap sore ini mengganggu pengunjung. "Tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," katanya.
Ia menyebutkan jumlah pengunjung ke candi tersebut cukup lumayan, setiap bulan sekitar 50-100 orang. Mereka antara lain berasal dari Jepang, Australia, Belanda, dan wisatawan nusantara.(Ant/K004)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar