Rabu, 03 Maret 2010
Juri Ogoh-ogoh Menuai Protes
DENPASAR, Radar Bali - Para juri lomba ogoh-ogoh di Denpasar mulai menuai protes. Bahkan, protesnya tidak dilakukan oleh satu kelompok. Sebut saja di Banjar Batanbuah, Wangaya Kaja dan Banjar Lebah. Kedua banjar ini membentangkan spanduk bernada protes atas penilaian para juri di masing-masing kecamatan.
Menurut Sudira, salah satu pembuat ogoh-ogoh, juri tidak melakukan pekerjaannya dengan baik dan kurang objektif. Sedangkan Ketua Panitia Nyoman Astita mengungkapkan, timbulnya protes terhadap penilaian juri, terutama Sekaha Truna-Truni (STT) sangat wajar karena setiap STT menganggap bahwa ogoh-ogoh hasil karyanya yang terbaik. "Protes wajar, karena semua STT menganggap ogoh-ogohnya yang terbagus dan terbaik," ungkap Astita.
Tapi Astita memastikan penilaian yang dilakukan juri di tingkat kecamatan sudah sesuai dengan kriteria penilaian seperti tingkat kreatifitas, bentuk ogoh-ogoh, penampilan, serta komposisi ogoh-ogoh itu sendiri. Setiap ogoh-ogoh pasti memiliki sisi baik dan sisi buruk. Tergantung bagaimana seseorang melihat ogoh-ogoh itu sendiri. "Setiap ogoh-ogoh pasti ada sisi baik dan buruk relatif tergantung yang memandang," pungkas Astita.
Penilaian sendiri telah berakhir Senin (1/3) lalu. Panitia penjurian lomba ogoh-ogoh sudah mengumumkan secara resmi 24 nominasi lomba tingkat Denpasar. Masing-masing kecamatan diambil enam besar peserta lomba. Tapi dalam penilaian tersebut, tidak semua peserta lomba menerima hasil penjurian tingkat kecamatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar